Postingan

Menampilkan postingan dari 2019

Hercules dan Lain-Lain

Gambar
Pagi-pagi sekali kalian sudah sampai di Pangkalan TNI AU Adisucipto. Jalanan Jogja terkhusus menuju bandara sudah ramai sesak dengan kendaraan yang mungkin sama-sama mengejar penerbangan pagi. Padahal waktu masih pukul 05.00 pagi. Waktu di mana umumnya manusia-manusia lain masih mengerjakan pekerjaan pagi; ibadah pagi, menyapu halaman, dan menyiram tanaman. Tetapi pagi itu, pagi 21 Juli 2018, kamu dan 28 temanmu yang lain sudah harus bersiap di lapangan terbang untuk berangkat menuju Tarakan, Kalimantan Utara.                 Pada pertengahan bulan Juli hingga September 2018 lalu kamu sedang melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Pulau Sebatik. Tepatnya di Desa Liang Bunyu, Kecamatan Sebatik Barat, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara. Sebelumnya, hampir enam bulan sejak Januari 2018 kamu bersama teman-temanmu itu disibukkan dengan persiapan pemberangkatan. Sebagaimana dengan film “Tanah Surga, Katanya”...

Membaca Dea Anugrah, Membaca Kedunguan Diri Sendiri

Gambar
Judul Buku        : Hidup Begitu Indah dan Hanya Itu yang Kita Punya Penulis              : Dea Anugrah Penerbit           : Buku Mojok Tahun              : 2019 Manusia yang memilih untuk pesimis adalah dia yang akan melihat dunia menjadi lebih indah dan luas. Manusia pesimis tidak akan kaget ketika realita yang ada ternyata jauh dari harapan. "Orang," kata Dea Anugrah pada salah satu sesi wawancaranya dengan media Kumparan, "bisa melihat keindahan hidup kalau dia pesimistis, kalau dia optimistis, dia nggak siap kecewa." Menurutnya, optimisme lahir dari sebuah keputusasaan.

La La La Leeds!: Menelusuri Inggris dan Seluk Beluknya

Gambar
Sampul Depan "La La La Leeds!" Judul Buku           : La La La Leeds!: Catatan Perjalanan Mahasiswa Indonesia di Inggris Penulis                  : Wisnu Prasetya Utomo Penerbit               : Buku Mojok Tahun                    : Februari 2019 Beberapa bulan yang lalu melalui laman media sosial, saya mendapatkan sebuah informasi mengenai akan diterbitkannya buku “La La La Leeds!” ini. Sebelumnya, ketika sang penulis buku ini masih berada di Leeds untuk melanjutkan kuliah master Communication and Media di University of Leeds , saya telah mengikuti beberapa cerita yang ia unggah di blog pribadinya. Kemudian ketika buku tersebut benar-benar akan rilis pada pertengahan Februari lalu, saya ikut menjad...

Rehat: Yang Kau Takutkan Takkan Terjadi

Gambar
                  Setiap manusia pasti pernah melewati titik terendahnya. Ketika manusia berada di titik tersebut, yang mereka inginkan adalah suatu penenang. Penenang agar selalu menjadi kuat, agar bisa merasakan masih ada orang lain yang siap membantunya. Paling tidak untuk sekadar mendengarkan segala ceritanya. Akhir-akhir ini isu mengenai mental health (kesehatan mental) sedang ramai dan banyak dibicarakan dengan berbagai sudut pandang dan cerita yang beragam. Mulai dari depresi dan bahkan hingga percobaan bunuh diri. Tirto.id pernah merilis artikel bertajuk “Skripsi, Depresi, dan Bunuh Diri”. Di artikel tersebut, dituliskan bahwa riset yang dilakukan oleh Benny Prawira Siauw, seorang ahli kajian bunuh diri (suicidolog), tercatat sebanyak 34,5 persen dari 284 responden (mahasiswa) di Jakarta memiliki pemikiran untuk melakukan percobaan bunuh diri. Ia juga menambahkan, bahwa faktor penyebab bunu...

Catatan Sebuah Buku Catatan

Gambar
Sebuah Kado   Pada 2 Juli 2018, dua orang kawan saya datang dengan membawa sebuah buku catatan untuk saya. Buku itu bersampul tebal warna hijau dengan kertas-kertas polos coklat tak bergaris di dalamnya. Untuk teman saat KKN, kata mereka. Senang hati saya dibuatnya, bisa untuk menjadi buku catatan harian saya selama 50 hari di Pulau Sebatik. Semenjak pertama kali melewati malam di Desa Liang Bunyu, Sebatik Barat, saya sudah menuliskan cerita saya di buku tersebut. Untuk kenang-kenangan. Selain cerita sehari-hari, saya juga memanfaatkannya untuk menulis hal-hal lain seperti catatan uang kas dan catatan rapat. Karena begitu pentingnya buku tersebut untuk saya di sana, saya menyebutnya dengan panggilan “kitab”. Setiap malam, saya menyempatkan untuk menulis kejadian yang saya alami di sana kemudian menyimpannya di tas atau bawah kolong tempat tidur. Beberapa kali pula buku tersebut saya bawa ke mana-mana karena keperluan menulis agenda yang lain.