Berimajinasi melalui Buku Edensor
"Karena jika kita berupaya sekuat tenaga "menemukan" sesuatu, dan pada titik akhir upaya itu hasilnya masih nihil, maka sebenarnya kita telah "menemukan" apa yang kita cari dalam diri kita sendiri, yakni kenyataan, kenyataan yang harus dihadapi, sepahit apa pun keadaannya." - Andrea Hirata (Edensor).
Edensor adalah buku ketiga dari
tetralogi Laskar Pelangi yang ditulis oleh Andrea Hirata. Buku yang mempunyai
tebal kurang lebih 294 ini menurut saya sangat unik. Ditambah dengan isi cerita
dan bahasa yang digunakan dalam buku ini membuat pembaca ketagihan untuk
mengikuti setiap mozaik-mozaik yang ada.
Buku
Edensor mengisahkan tentang perjalanan hidup Ikal bersama Arai dalam menemukan
jati diri dan menggapai mimpi-mimpinya untuk menjelajahi Eropa hingga ke
Afrika. Kisah ini bermula ketika mereka mendapat beasiswa S2 ke Perancis.
Dengan modal seadanya dan didasari oleh tekad serta keinginan yang kuat untuk
menemukan A Ling, mereka bertekad untuk menjelajahi Eropa hingga Afrika.
Saya
sangat menyukai buku ini karena, sang penulis, Andrea Hirata mampu menuangkan
imajinasi-imajinasinya ke dalam kalimat yang pas dan bagus. Seperti yang ditulis oleh
Dhipie Kuron, dalam buku Edensor halaman 293: "Andrea Hirata mampu
menyastrakan fisika, kimia, biologi, dan astonomi". Selain itu,
buku ini juga mampu membuat pembaca berimajinasi pada setiap mozaik-mozaiknya dan seolah-olah ikut dalam petualangan Ikal dan
Arai untuk menggapai mimpi-mimpi mereka. FYI, saat pertama kali membaca paragraf
pertama di mozaik pertama, saya mengalami kesulitan dan saya mengulanginya
lebih dari tiga kali dalam memahami maksud dari tulisan tersebut.
Andrea
Hirata, out of the blue, tak dikenal
sebelumnya, tak pernah menulis sepotong pun cerpen, tiba-tiba muncul, langsung
menulis tetralogi-sesuatu yang yang juga cukup ajaib bagi penulis pemula-dengan
gaya realis bertabur metafora yang
disebut Prof. Sapardi Djoko Damono, guru besar sastra Universitas Indonesia,
sebagai metafora yang berani, tak biasa, tak terduga, kadang kala ngawur, namun amat memikat. (Edensor,
halaman: 291)
Bagi
teman-teman yang belum membaca buku ini, saya merekomendasikan buku ini kepada
teman-teman. Karena, buku ini sangat bagus untuk dimasukkan kedalam daftar
bacaan kalian selanjutnya. Dengan membaca buku ini, kita juga akan mendapatkan
ilmu yang tersirat maupun tersurat dalam buku ini. Dan dengan membaca buku ini
kita akan semakin paham betapa pentingnya kita mempunyai mimpi dan bertanggung
jawab untuk mewujudkan mimpi-mimpi itu.
Komentar
Posting Komentar