Back To You: Komedi yang Serius


cover Back To You (sumber: daraprayoga.com)

“Bukan tanpa alasan waktu menjadi satu-satunya dimensi yang paling krusial disebut dalam kitab suci. Demi masa (waktu). Kekuatannya yang luar biasa karena ia takkan pernah bisa ditarik kembali. Dengan tak pernah bisa datang kembali, waktu merupakan guru yang paling bijak. Membiarkan muridnya, yaitu kita, para pejalan skenario kehidupan, agar merasa ditinggalakan oleh waktu.” – Bab 13, Ini Akhir dari Awal.
Back To You: Komedi yang Serius
Judul Buku          : Back To You
Penulis                : Dara Prayoga
Penerbit              : Bukune
Tahun                  : 2015
Tebal Buku          : 237 halaman


Galau. Satu kata tersebut kini sering menjadi problematika di kalangan anak muda. Apalagi di zaman modern ini, melalui media-media sosial yang ada, banyak di antara mereka yang menuangkan segala perasaan dan kegelisahan mereka melalui media sosial tersebut. Namun, bagi sebagian orang yang mampu melihat peluang, kegelisahan bisa menjadi lahan untuk menciptakan sesuatu yang bisa bermanfaat bagi dirinya juga bagi orang lain. Contohnya, menuangkan kegelisahan dengan membuat sebuah buku.
                Kini, banyak sekali buku-buku yang membahas atau bercerita tentang kegelisahan dalam dunia anak muda. Tentang percintaan. Salah satu diantaranya yang ingin saya bahas kali ini adalah buku bergenre novel komedi yang ditulis oleh Dara Prayoga, yaitu Back To You. Buku ini adalah buku ketiga yang Oka – panggilan akrab Dara Prayoga tulis. Buku ini diterbitkan oleh penerbit Bukune pada tahun 2015. Setelah sebelumnya buku Analogi Cinta Sendiri (Bukune) pada tahun 2012 diterbitkan dan disusul pada tahun 2014 buku Analogi Cinta Berdua (Bukune). Back To You merupakan buku yang mengisahkan perjalanan Oka dalam mencari cinta sejati.
                Cerita berawal dari kisah Oka yang berkenalan dengan seorang gadis yang pendiam, yang irit bicara melalui temannya, Vivi. Gadis itu bernama Mia. Lambat laun Oka dan Mia menjadi sepasang kekasih. Karena LDR, kisah mereka tak semulus yang dibayangkan. Mereka akhirnya berpisah. Namun siapa sangka, Mia yang pendiam, yang irit bicara ternyata mampu membuat Oka betah untuk memikirkannya terus menerus, bahkan setelah mereka berpisah. Begitu juga dengan Mia. Semakin Mia berusaha melupakan, justru ia semakin dekat dengan hal-hal yang berkaitan dengan Oka. Begitu pula dengan Oka. Meski Oka telah bersama dengan yang baru.
                Back To You menurut saya, buku yang sangat menarik untuk dibaca. Cerita yang ada di dalam buku ini sebenarnya “anak muda” sekali, tetapi Oka mampu mengemasnya dengan komedi-komedi yang tentunya tidak membuat bosan para pembacanya. Entah mengapa, ketika membaca buku ini saya ketagihan untuk terus mebacanya. Mungkin saya terpana dengan tokoh-tokoh di dalam cerita yang mempunyai ciri khasnya sendiri-sendiri. Penggambaran tokoh dan peristiwa-peristiwanya pun juga mudah untuk dibayangkan, apalagi ditambah dengan beberapa gambar semacam komik di bagian tertentu. Mungkin yang belum saya temukan dari buku-buku sebelumnya adalah percakapan dengan logat sunda yang beberapa kali muncul dalam bagian di dalam buku ini. Ketika membacanya pun saya juga ikut-ikutan berlogat sunda. Saya suka sekali.
                Back To You memiliki 13 bab di dalamnya. Masing-masing bab saling berkaitan. Berbeda dengan buku-buku sebelumnya, menurut saya buku Back To You lebih “serius”. Namun, unsur komedinya tetap ada, bahkan beberapa kali saya tertawa terbahak-bahak ketika membaca buku ini. Seperti buku-buku sebelumnya, saya paling suka dengan bab akhir. Karena pada bab ini, kita bisa menemukan pembelajaran dan kutipan-kutipan menarik. Kutipan yang ada di bagian atas artikel ini merupakan salah satu kutipan favorit saya dari buku ini.
                Untuk teman-teman yang senang bergalau-galau ria dan senang membaca buku yang “anak muda” banget, buku ini cocok untuk kalian. Kita bisa terhibur ketika membaca buku ini karena komedi dan ceritanya, kita pun juga bisa belajar tentang menghargai waktu. Intinya, saya sangat merekomendasikan buku ini untuk kalian yang belum membacanya. Karena dari penulisnya sendiri kita sudah tahu kalau dia pintar “membaca” apa yang dirasakan para pembacanya.

FYI, ketika saya membaca bagian akhir dari buku ini saya benar-benar kaget hehehe tapi mari kita doakan saja hihi.

Okay itu saja yang bisa saya sampaikan, ada salah-salah kata mohon dimaafkan.
Terima kasih. 

“‘Mia kelas tiga SMP. Oka kelas berapa?’
‘Kelas satu SMA. Ini lagi di mana sekarang? Nggak les?’
 Gue lanjut lari lagi. Nggak lama, HP bunyi lagi, gue pun melipir lagi.
 ‘Les, kok, ini baru aja pulang. Capek banget.’
 ‘Ooh, iya. Sok atuh istirahat dulu, deh. Oka lagi latihan basket. Nanti disambung lagi, ya,’ balas gue secepat kilat.
 Ternyata, Mia nggak sependiam yang Vivi bilang. Sepertinya, anaknya asyik.
 Ih, baru kali pertama ini gue ngobrol sama cewek nyebut diri sendiri pake nama gini.
‘Kenapa, lo?’ Pertanyaan Ucok memecah lamunan gue.’
Serentak, gue jawab, ‘Oka nggak kenapa-kenapa, kok!’” – Bab 2, Sang Sepupu. 

Komentar

  1. Aaaa udah baca buku ini, bikin baper. Tulisannya Dara prayoga emang oke banget dah :'v
    Sorry, ane tersesat kesini pas lagi baca komentar di blognya bang Oka, jadi sekalian ninggalin jejak :v

    BalasHapus

Posting Komentar